Senin, 16 Mei 2011

MANAJEMEN RESIKO

RISK MANAGEMENT

Menurut buku LA chapter 10, menyatakan bahwa Manajemen Resiko, dalam teorinya dapat juga dilihat pada pembelajaran metode-metode untuk mengkontrol resiko portfolio. Berbagai metode-metode yang dipergunakan Manajemen Resiko haruslah mampu mengubah resiko yang ada didalam rumah tangga. Manajemen Resiko berhubungan langsung dengan asuransi-asuransi yang ada, karena asuransi-asuransi tersebut adalah pelimpahan resiko manajemen kepada penanggung.
Dalam modul-1 bab 7, bahwa asuransi jiwa dirancang untuk memberikan proteksi pendapatan terhadap adanya resiko kematian dini. Dan asuransi jiwa pada hakekatnya adalah suatu pelimpahan resiko atas kerugian keuangan oleh tertanggung kepada penanggung (ketentuan ini berlaku untuk asuransi non-Syariah). Resiko yang ditanggungkan kepada penanggung bukanlah resiko hilangnya jiwa, namun kerugian keuangan sebagai akibat hilangnya jiwa. Nilai ekonomi hidup manusia yang menjadi dasar kebutuhan asuransi jiwa secara garis besar memperlihatkan bahwa nilai ekonomi hidup manusia dapat diukur meskipun bersifat relatif. Nilai ekonomi hidup manusia tercermin dalam besarnya proteksi atau lebih tepatnya dalam jumlah uang pertanggungan (Sum Insured). Secara teoritis jumlah uang pertanggungan ditetapkan sesuai dengan nilai ekonomi hidup manusia. Dan pada hakekatnya dasar dari pada asuransi jiwa adalah sekelompok orang yang menyadari bahwa setiap orang pasti akan meninggal dunia, tetapi tidak tahu secara pasti kapan kematian tersebut terjadi. Oleh karena itu, diperlukan jaminan keuangan dalam jangka waktu tertentu, selama yang ditinggalkan belum dapat menyesuaikan diri dengan kondisi yang baru.
Sebelum pelimpahan resiko dapat diterima oleh perusahaan asuransi jiwa, perlu dilakukan seleksi atas resiko yang akan diterima. Sebagai imbalan atas diterimanya resiko, pihak yang melimpahkan resiko (pembeli polis) berkewajiban membayar sejumlah uang, baik secara sekaligus maupun berkala yang disebut premi. Premi asuransi jiwa yang konsisten dapat ditentukan dengan faktor-faktor sebagai berikut :
1. Mortalita (atau resiko)
2. Biaya pengeluaran
3. Biaya administrasi
4. Tingkat bunga (jika ada)
Biaya mortalita adalah refleksi dari tingkat kematian pada sautu tingkat usia. Semakin usia bertambah, tingkat kematian akan turut meningkat pula. Karena perusahaan asuransi akan membayar klaim mengikuti tingkat usia tertanggung, maka biaya proteksi akan meningkat setiap tahun.
Asuransi jiwa dikelompokkan menjadi 2 yaitu Asuransi jiwa kumpulan dan Asuransi jiwa individu. Asuransi jiwa kumpulan adalah asuransi berjangka dan biasa. Karena asuransi jiwa kumpulan umumnya diterbitkan bagi perusahaan untuk diberikan kepada para karyawan dalam bentuk tunjangan, maka bukti keasuransian umumnya tidak diperlukan. Asuransi jiwa individu dapat dikategorikan sebagai asuransi jiwa permanen dan berjangka. Asuransi jiwa permanen dirancang untuk berlaku seumur hidup.
Proses manajemen resiko menurut LA chapter 10 adalah :
1. Develop Objectives
2. Establish Exposures
3. Identify Available Risk Management Tools
4. Avoid Risk
5. Reduce Risk
6. Reduce Potential Loss
7. Retain Risk
8. Diversify
9. Transfer Risk
10 Sharing Risk
11 Other Methods of Handing Risk
12 Match Appropriate Risk Management Tools to Exposure